Rabu, 26 Oktober 2011

SEMARANG : Drainase

Pemkot tahun ini akan menyusun masterplan (rencana induk-Red) drainase di Kota Semarang. Namun rencana itu nantinya tidak serta merta menuntaskan persoalan banjir di Kota Semarang. Penjelasan itu disampaikan Kabid Pengembangan Kawasan Bappeda Kota, M Farchan, Selasa (16/1).
Selama ini, di Kota Semarang belum memiliki masterplan drainase secara menyeluruh. Konsep masterplan yang ada saat ini bersifat parsial. Lebih lanjut Farchan mengatakan, usulan proyek senilai Rp 950 juta itu, kini sedang dalam pembahasan di DPRD Kota. "Kami yakin, tahun ini proyek tersebut sudah bisa dilaksanakan," kata dia.
Menurutnya, fungsi masterplan drainase Kota Semarang akan mendasari semua program, perencanaan, pengembangan, perbaikan sungai, serta saluran di Kota Atlas. Selain itu, perencanaan, pengaturan, dan pengembangan tata guna lahan juga akan mengacu masterplan tersebut.
Nantinya, penanganan sungai-sungai di Kota Semarang juga mengacu masterplan itu. "Agar memiliki kekuatan hukum, maka masterplan tersebut akan kami tuangkan dalam bentuk Perda," kata dia.
Sedangkan mengacu Perda No 5 Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tahun 2000-2010, di Kota Semarang dibagi menjadi empat sistem pengelolaan drainase. Pada bagian paling utara, terdapat sistem drainase Tugu yang meliputi daerah aliran sungai (DAS) Kali Besole dan DAS Kali Beringin.
Banjir
Sementara untuk DAS Silandak, Siangker, Kreo, Kripik, Garang, dan Banjirkanal Timur, masuk ke sistem pengelolaan Semarang bagian barat. Kali Semarang, Kali Baru, Kali Asin, dan Kali Banger masuk ke dalam sistem pengelolaan bagian Tengah. Sedangkan Kali Candi, Bajak, Penggaron, Babon, dan Banjirkanal Timur masuk ke sistem pengelolaan drainase Semarang bagian timur. "Ada kemungkinan, jumlah sungai tersebut akan bertambah," kata dia.
Farchan menambahkan, masterplan drainase di Kota Semarang itu tidak akan menuntaskan persoalan banjir. Pengelolaan drainase yang dilakukan itu, nantinya hanya akan mengurangi banjir di Kota Atlas. Pihaknya juga mengemukakan, tiga jenis banjir, yakni banjir kiriman, genangan lokal, dan rob. Persoalan banjir kiriman sangat terkait kebijakan tata guna lahan di wilayah lain, yakni Kabupaten Semarang.
Sedangkan rob, sangat terkait dengan penurunan permukaan tanah (land subsidence). Karena itu, dalam menyusun masterplan drainase, pihaknya akan mengacu pada berbagai macam data. Data-data itu termasuk peta dasar sistem informasi geografis, data daerah tangkapan air, data genangan, tata guna lahan, proyeksi pertumbuhan penduduk, kajian demografi, land subsidence, kebijakan Kota Semarang, kebijakan Pemprov Jateng, dan kajian lingkungan.
"Kami juga akan memperhatikan berbagai kajian yang ada. Termasuk kajian Semarang Urban Drainage 1999 oleh Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu (P3KT)," kata dia.

UU 26/2007

silakan download disiniii

www.bakosurtanal.go.id/perpres/artikel/uu_026_2007.pdf

Perencanaan Kota

Perencanaan sesungguhya berkaitan dengan faktor-faktor produksi atau sumber daya yang terbatas, untuk dimanfaatkan mencapai hasil yang optimal sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Dalam hal perencanaan wilayah, pentingnya perencanaan disebabkan faktor-faktor sebagai berikut:



Pertama, banyak di antara potensi wilayah yang terbatas jumlahnya dan juga tidak dapat dapat diperbaharui. Kalaupun ada yang masih mungkin untuk diperbarui akan memerlukan waktu yang cukup lama dan biayanya cukup besar. Bayangkan jika potensi wilayah ini tidak direncanakan penggunaannya dengan baik, maka akan terjadi semacam kepunahan potensi. Potensi yang dimaksud antara lain menyangkut luas wilayah, sumber air bersih yang tersedia, bahan tambang yang sudah terkuras, luas hutan penyangga yang menciut, luas jalur hijau yang menciut, tanah longsor, atau permukaan tanah yang terkena erosi.


Kedua, kemampuan teknologi dan cepatnya perubahan dalam kehidupan manusia. Perencanaan kembali diperlukan agar tidak terjadi perubahan yang tak terkendali. Jika hal itu telah terjadi walaupun kemudian diketahui bahwa hal itu salah, akan sulit untuk mengembalikannya pada keadaan semula yang dapat ditoleransi.



Ketiga, kesalahan perencanaan yang sudah dieksekusi di lapangan sering tidak dapat diubah atau diperbaiki kembali. Hal ini misalnya adanya penggunaan lahan yang tidak terencana ataupun salah dalam perencanaan. Walaupun kemudian diketahui dampaknya negatif tetapi sulit untuk diperbaiki atau ditata kembali. Hal ini terjadi karena dalam penggunaan lahan telah melekat berbagai kepentingan yang tidak ingin dilepas oleh pengguna lahan tersebut. Misalnya, masyarakat yang sudah terlanjur membangun rumah di jalur hijau atau daerah yang terkena banjir tahunan.



Keempat, Potensi wilayah berupa pemberian alam maupun hasil karya manusia di masa lalu adalah aset yang harus dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dalam jangka panjang dan bersifat langgeng. Untuk mencapai hal ini maka pemanfaatan aset itu haruslah direncanakan secara menyeluruh dengan cermat.



Kelima, tatanan wilayah sekaligus menggambarkan kepribadian dari masyarakat yang berdomisili di wilayah tersebut, di mana kedua hal tersebut adalah saling mempengaruhi. Masyarakat yang tidak berdisiplin (tidak mematuhi aturan yang berlaku) cenderung membuat wilayahnya tidak tertata, tetapi di sisi lain wilayah yang tidak tertata juga cenderung membuat masyarakatnya tidak disiplin

Ini Dia Prospek Seorang Planner

Seorang alumni PWK mempunyai prospek kerja yang luas karena cakupan ilmunya yang luas, beberapa diantaranya:
  • Instansi Pemerintah
    • Sebagai pengajar, peneliti, dan pegawai di perguruan tinggi negara, Bappenas, PU, Departemen Dalam Negeri, BPPT, Kementerian Perumahan Rakyat, Pemda, Dinas Tata Kota, dan berbagai instansi pemerintah lainnya baik pusat maupun daerah
  • Sektor Swasta
    • Sebagai tenaga ahli di konsultan (perencanaan, pariwisata, dan lainnya) LSI (statistik), bagian pengembangan komunitas dari perusahaan seperti PT. Astra Internasional, PT. MedCo Energi, bagian perencanaan PT. Riau Andalan Pulp and Paper, developer dan kontraktor properti, pengajar dan peneliti di perguruan tinggi swasta, dan lainnya
  • LSM
    • Sebagai aktivitis di LSM karena ilmu sosial, komunitas, dan pemerintahan yang dipelajari seperti di AKATIGA, Sawarung, BIGS, dan lainnya
  • Diluar Keilmuan
    • Karena pola pikirannya yang runtut dan kemampuan untuk mengenal sebuah prinsip dasar manajemen maka lulusan PWK juga bisa bekerja di bank dan beberapa lembaga keuangan lain serta beberapa perusahaan swasta.
Dari forum kaskus
Prospek kerjanya alumni Teknik Planologi (PWK) cukup beragam.
1. Di Pemerintahan:
- Bappenas
- Depkeu
- Dep Pekerjaan Umum
- Dep Perhubungan (terutama yg ambil spesialisasi perencanaan transportasi)
- Depdagri
- Kementrian Lingkungan Hidup
- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
- Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal
- Pemerintah Daerah (Bappeda, Dinas Tata Kota, dll.), dll.
Saat ini di seluruh instansi tersebut, banyak pejabat eselon 1 dan 2 berasal dari Teknik Planologi ITB.
2. Di kantor2 organisasi internasional terkait bidang pembangunan:
- World Bank
- UNDP
- UNHCS (Habitat)
- ILO
- Asean Secretariat
- Asian Development Bank, dll
Di organisasi2 tsb. khususnya kantor Indonesia (WB Jakarta, UNDP Jakarta, dll) banyak dihuni oleh alumni Planologi ITB, standar salary utk WB dan UNDP Jakarta fresh graduate pertama masuk sekitar 20 jutaan.
3. Lembaga Swadaya Masyarakat terkait masalah pembangunan.
- URDI (Urban and Regional Development Institute)
- Yayasan Pelangi
- Akatiga,
- Semeru, dll.
4. Swasta
- Kontraktor/konsultan perencanaan kota/wilayah, pembangunan jalan, dll.
- Developer/Real Estate
- Konsultan Property (Procon Indah, dll)
5. Universitas (Dosen).
Karena jurusan Teknik Planologi/ Perencanaan Wilayah dan Kota ini ilmunya adalah ilmu pembangunan, maka alumni jurusan ini sangat cocok bekerja di pemerintahan dan organisasi2 internasional. Minimnya jumlah lulusannya membuat alumni jurusan ini sangat tidak kesulitan utk mendapatkan pekerjaan. Apalagi bila anda berbhs Inggris dgn baik, organisasi2 internasional sangat membutuhkan anda. Sebagai contoh, lulusan Teknik Perminyakan bekerja dengan gaji 9 juta di luar negeri yg berbiaya hidup tinggi, tetapi bila anda masuk World Bank, UNDP, ADB kantor Jakarta maka anda bergaji awal 20 jutaan dengan biaya hidup standar Indonesia yg murah. Di pemerintahan pun alumni jurusan ini sangat memegang peranan karena karakter ilmunya yg memang ilmu pembangunan. Namun bagi yg berminat di swasta, banyak konsultan dan developer yg akan menerima anda. Karena itu saat ini banyak universitas selain ITB yg membuka jurusan ini (ITS, Unibraw, Undip, Tarumanegara, dll.).

Senin, 24 Oktober 2011

Kota Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Semarang merupakan kota yang dipimpin oleh wali kota Drs. H. Soemarmo HS, MSi dan wakil wali kota Hendrar Prihadi, SE, MM. Kota ini terletak sekitar 466 km sebelah timur Jakarta, atau 312 km sebelah barat Surabaya, atau 624 km sebalah barat daya Banjarmasin (via udara).[3] Semarang berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Demak di timur, Kabupaten Semarang di selatan, dan Kabupaten Kendal di barat.